Thursday, February 4, 2010

Penglihatan Kabur? Hati-hati GLAUKOMA



Apakah anda pernah mengalami penglihatan kabur, mata merah disertai nyeri hebat dan lapang pandang yang menyempit? Penglihatan perlahan-lahan kabur dan tidak kunjung membaik? Jika ya, segeralah ke dokter mata, oleh karena gejala tersebut bisa jadi adalah gejala awal glaukoma, salah satu penyakit mata yang dapat berakhir dengan kebutaan.

Glaukoma adalah suatu penyakit di mana tekanan intra okuler/TIO (tekanan dalam bola) mata seseorang sangat tinggi akibat hambatan pada penyaluran cairan dalam mata keluar dari bola mata. Keadaan ini mengakibatkan penekanan terhadap saraf-saraf mata yang halus dan berpotensi menyebabkan kerusakan saraf mata yang pada akhirnya akan menimbulkan gangguan penglihatan. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, bisa berakhir pada kebutaan. Glaukoma dapat mengenai satu atau dua mata dan dapat terjadi pada segala umur, tetapi lebih dominan pada orang dengan usia lebih dari 40 tahun. Walaupun belum sepopuler katarak, glaukoma tidak bisa dianggap enteng. Bukan hanya di Indonesia, di seluruh dunia pun glaukoma menjadi ancaman kebutaan nomor dua setelah katarak.

Pada keadaan normal, Tekanan Intra Okuler (TIO) merupakan keseimbangan antara kecepatan pembentukan cairan bola mata dengan resistensi aliran keluarnya cairan bola mata. Pada sebagian besar kasus gloukoma, terjadi abnormalitas aliran keluarnya cairan bola mata dibandingkan peningkatan produksi cairan bola mata.

Tekanan bola mata normal antara 10 mmHg sampai 20 mmHg. Apabila tekanan bola mata tinggi di atas 21, akan menekan saraf mata (nerves II). Akhirnya, membuat kerusakan pada saraf mata. Kerusakan tersebut tidak bisa dikembalikan lagi. Oleh karena berlangsung lama dan terus menerus, maka sampai akhirnya penderita mengalami kebutaan.

Menurut data RSCM 2007, ditemukan rata-rata 351 kasus baru per tahun. Ironisnya, sebanyak 50 persen pasien datang dalam keadaan buta kedua mata. Pada kebanyakan kasus, kebutaan karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan.

Glaukoma disebut sebagai 'pencuri penglihatan' karena sering berkembang tanpa gejala yang nyata. Penderita glaukoma sering tidak menyadari adanya gangguan penglihatan sampai terjadi kerusakan penglihatan yang sudah lanjut. Diperkirakan 50% penderita glaukoma tidak menyadari mereka menderita penyakit tersebut. Karena kerusakan yang disebabkan oleh glaukoma tidak dapat diperbaiki,

maka deteksi, diagnosa dan penanganan harus dilakukan sedini mungkin.

Berikut ini adalah pembagian glaukoma, gejala awal serta penanganan glaukoma pada masing2 klasifikasi:

Klasifikasi Vougen untuk glaukoma adalah sebagai berikut:

1. Glaukoma Primer

Glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya, dimana glaukoma ini didapatkan pada orang yang memiliki bakat bawaan glaukoma berupa susunan anatomi mata yang kurang sempurna. Glaukoma ini terdiri atas glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.

  • Glaukoma Sudut Terbuka

Glaukoma sudut terbuka adalah tipe yang yang paling umum dijumpai. Glaukoma jenis ini bersifat turunan, sehingga resiko tinggi bila ada riwayat glaukoma sebelumnya dalam keluarga. Hipertensi, diabetes mellitus, kulit berwarna dan myopia menjadi faktor resiko glaukoma jenis ini. Banyak terjadi pada usia 60an. Glaukoma jenis ini berkembang perlahan-lahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Seringkali tidak ada gejala sampai terjadi kerusakan berat dari syaraf optik dan penglihatan terpengaruh secara permanen. Pengobatan akan diberikan obat tetes mata yang mengandung pilokarpin 2% 3x/hari. Jika pada saat pasien kontrol, tidak ditemukan perbaikan, diberikan obat tetes mata timolol 0,25-0,5% 2x/hari. Dan diberikan juga azetazolamide tablet 3x250 mg. Pemeriksaan mata teratur sangat penting untuk deteksi dan penanganan dini. Glaukoma sudut terbuka biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

  • Glaukoma Sudut Tertutup

Glaukoma sudut tertutup sering ditemukan karena keluhannya yang mengganggu. Gejalanya adalah sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya. Beberapa pasien bahkan mual dan muntah-muntah. glaukoma sudut tertutup termasuk yang sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat. Penanganan pada glaukoma klasifikasi ini adalah dengan operasi iridektomi untuk membuat filtrasi cairan mata keluar dari bola mata. Glaukoma sudut tertutup termasuk yang sangat serius dan dapat mengakibatkan kebutaan dalam waktu yang singkat.


2. Glaukoma Sekunder

Glaukoma Sekunder disebabkan oleh kondisi lain seperti trauma, operasi mata sebelumnya, obat tetes mata atau tablet yang mengandung steroid juga dapat meningkatkan tekanan pada mata. Karena itu tekanan pada mata harus diukur secara teratur bila sedang menggunakan obat-obatan tersebut

3. Glaukoma Kongenital

Glaukoma Kongenital ditemukan pada saat kelahiran atau segera setelah kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembuangan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya tekanan bola mata meningkat terus dan menyebabkan pembesaran mata bayi, bagian depan mata berair, berkabut dan peka terhadap cahaya.

4. Glaukoma Absoluth

Glaukoma Absoluth merupakan stadium akhir pada glaukoma dimana sudah terjadi kebutan total akibat tingginya tekanan bola mata. Penderita akan mengeluh rasa sakit yang teramat sangat pada mata dan mengeluh mata terasa keras seperti batu.
Pengobatan pada glaukoma absoluth adalah dengan memberikan sinar beta, alkohol retrobulbar pada badan siliar dimana bagian mata ini bertanggung jawab terhadap produksi cairan bola mata. Pengobatan yang lain adalah dengan melakukan pengangkatan bola mata karena mata sudah tidak berfungsi lagi namun tetap memberikan rasa sakit.

Selain hal-hal diatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penderita glaukoma:

  • pembatasan minum air setiap kali minum; dalam arti tidak boleh sekaligus banyak oleh karena dapat meningkatkan tekanan bola mata
  • olahraga dapat sedikit menurunkan tekanan bola mata
  • tekanan darah yang naik cepat, dapat menaikkan tekanan bola mata
  • hipertensi dalam jangka waktu yang lama dimana tensi diturunkan secara drastis akan mengakibatkan peningkatan tekanan bola mata.

Mengingat perjalanan penyakit glaukoma dapat sampai menyebabkan kebutaan, maka jika mempunyai gejala-gejala yang terindikasikan glukoma, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter mata sehingga diagnosa dan penanganan dini dapat dilakukan.